TAKUT DUNIA LUAR
BERTANYA:
Bolehkah kubertanya pada Ibu: seberapa besar ia mencinta?
Boleh juga aku bertanya pada si pengganggu?
Sebetapa nyaman ia hinggap di dalam inang?
Kuberdiskusi pada alam yang lirih. Suara-suara samar berartikulasi pada gelap yang telah terperangkap pada hening di tengah lampu pijar muram. Lusuh-lusuh angin menusukku, namun tak satu dari mereka menjawabku. Namun sebelumnya, Ibu, apa yang engkau katakan lantaran mendengar janinmu berkata ia takut alam liar? Dia gemetar tiap kali desir itu menyapanya dengan sejuk yang menjelma menjadi suam.
Penerbangan menuju Cengkareng hanya akan menjadi angan belaka.
Dan ketika memaksa, malapetaka membawa celaka.
Maukah Ibu memahami arti “mengapa“?
Cengkareng itu tragis penuh darah.
Ketika janinmu lahir, ia ditakdirkan sebagai cengeng yang menantang rezim. Bukankah suamimu juga sama bengisnya mengatakan: ia adalah bukan sesiapa di antara berjuta nama?
Maka, bangunkan aku dari sini. Suam yang sinis menusukku dengan pertanyaan tanpa pernyataan, tanpa penyangkalan, tanpa penyertaan.
[ 30 Jan, 2024 . 17:30 ]
SUDUT AKHIR: Ruang Gelap DARI W.S.
RENDRA – SUJUD DARI ILUSI
Ruang gelap adalah tempatku berdiskusi dengan si fajar yang selalu menyertai kegelisahan.
[]
Seberapa banyak?
Seberapa mahal?
Sebetapa kau mau?
UN-TALENTED
Di antara berjuta nama maka janinmu akan dikerumuni mereka yang telah menjadi manusia, Bu. Janinmu tak memiliki raga yang utuh. Ia tak punya insting kemanusiaan sama seperti diriku.
Aku melindunginya dari kecil. Janinmu masih terjebak asyik terjebak dalam dunia fantasi bersama dengan boneka hiu kecil warna biru. Berapa umurnya, Bu? Sudahkah ia bisa membedakan keamanan dan keawaman? Hidup dalam ilusi, ia kesepian dan onani, ia hidup dalam rezim, ia memposisikan diri sebagai oposisi, namun nahas ia masih terlalu hijau, bodoh. Kau mencekiknya, Bu.
Ia gagal dilahirkan sebagai
manusia yang utuh.
Dasar janin!
[ 15 Jan, 2024 . 07:45 ]
Bukankah aku bertanya pada janinmu, seberapa banyak ia ingin muntah dalam rahimmu? Aku hanya dapat melihat dan mendengar.
Akulah si putih bisu yang diam.
Diamku lebih manusiawi daripada gerakmu yang membawa malapetaka, janinmu celaka. Bengisnya.
Tuhan hadir lagi di reruntuh kota.
[ 25 Agu, 2009 . 09:47 ]
Ribuan pertanyaan menusuk, ia terisolasi, ia takut dunia luar, ia enggan memasuki alam liar.
Sebab egoismu, janinmu dihadapkan dengan aku.
Aku si putih bisu tenang yang memandang banyak orang. Aku saksi bisu misuh suamimu.
Jika aku bisa terlahir menjadi manusia aku dapat mengguyur banyak vodka dalam luka si janin.
[ 4 Jun, 2024 . 11:30 ]
CELAKA SEKALI SI JANIN!
Ia manusia tanpa tubuh, sekaligus si pengguyur dosa padaku!
Rabu, 5 Juni 2024 . 22:15 # Akulah si
tembok yang diimajinasikan si
janin. []